Social Icons

Kamis, 20 Oktober 2022

Antara Pemikiran Geertz dan Hari Santri Nasional

*Antara Pemikiran Geertz dan Hari Santri Nasional.*

Clifford James Geertz adalah seorang ahli antropologi asal Amerika Serikat. Ia paling dikenal melalui penelitian-penelitiannya mengenai Indonesia dan Maroko dalam bidang seperti agama, perkembangan ekonomi, struktur politik tradisional, serta kehidupan desa dan keluarga. Pemikiran Clifford James Geertz terkenal lewat karyanya, _The Religion of Java._ Geertz mengulik antropologi Jawa. Karyanya yang membahas kehidupan keagamaan orang Jawa bisa dikatakan adalah karya pionir. Pria kelahiran San Francisco, 23 Agustus 1926 ini masyhur sebagai pakar antropologi simbolik dan interpretatif. Antropolog Clyde Kluckhohn memasukkan Geertz bersama empat antropolog lain dalam _Modjokuto Project_. Proyek riset lapangan yang disponsori _Center for International Studies,_ _Massachusetts Institute of Technology_ inilah yang kemudian mempertemukannya dengan Indonesia. 

*Modjokuto Project*
Maka berangkatlah Geertz ke Indonesia pada 1952. Sesuai nama proyeknya, ia tinggal dua tahun di Mojokuto yang belakangan diketahui aslinya adalah Desa Pare di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Dalam misi berbeda ia kembali ke Indonesia untuk meneliti masyarakat Bali pada 1957 hingga 1958. Orang-orang desa yang sering ditanyai Geertz hanya tahu bahwa dia adalah seorang mahasiswa yang sedang riset. Tak ada yang mengira bahwa obrolan mereka jadi bahan disertasi Geertz. Disertasi itu lantas diterbitkan pada 1960 di bawah judul _The Religion of Java_. Karya itu bikin heboh khalayak akademikus di Amerika dan Indonesia kemudian. Salah satu gara-garanya adalah pemilahan masyarakat Jawa yang dibikin Geertz—itulah golongan abangan, santri, dan priayi.

_The Religion of Java_ menyuguhkan wawasan tentang struktur masyarakat Jawa di Pare berikut perwujudan simbol-simbolnya. Juga bagaimana kelompok-kelompok itu saling terhubung atau terpisah satu sama lain. Rupanya, di dalam masyarakat Jawa yang dikira homogen itu masih terdapat variasi yang lebih spesifik lagi. Variasi itu mencakup golongan abangan yang cenderung animistik dalam beragama dan terpusat di daerah pertanian. Lalu ada golongan santri yang sangat kuat keislamannya dan terpusat di daerah perdagangan. Juga golongan priayi yang cenderung hinduistik dan banyak dari mereka terlibat dalam pemerintahan desa. "Semua itu bukanlah jenis yang diada-adakan, tetapi merupakan istilah dan penggolongan yang diterapkan oleh orang Jawa sendiri,” tulis Geertz dalam Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa (1983: 8)—yang merupakan edisi bahasa Indonesia dari _The Religion of Java._

*Hari Santri Nasional dalam Konteks Kekinian*
Kemenag RI telah merilis edaran terkait Hari Santri 2022, yaitu SE Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2022. Sejarah Hari Santri berawal dari fatwa '_Resolusi Jihad'_ yang disampaikan oleh KH Hasyim Asy'ari. Pada 22 Oktober 1945, KH Hasyim Asy'ari memimpin perumusan fatwa 'Resolusi Jihad' di kalangan kiai pesantren. Fatwa itu berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia dengan melawan kelompok pasukan penjajah yang masih ada di tanah air. Perjuangan ini melibatkan para ulama dan santri. Kemudian, perjuangan yang berlandaskan jihad kebangsaan tersebut juga melahirkan peristiwa heroik pada 10 November 1945 di Surabaya yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Dengan demikian, fatwa 'Resolusi Jihad' itu dijadikan landasan peringatan Hari Santri setiap tanggal 22 Oktober. Presiden Joko Widodo kemudian menetapkan Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015. Penetapan Hari Santri dilakukan di Masjid Istiqlal, Jakarta pada 15 Oktober 2015.

Santri di era kekinian, tidak identik dengan kokoh, sarung dan kopiah. Jika konsep ini yang dipertahankan, maka kita akan terjebak pada "bungkus luar" dan menapikan essensi santri sendiri. Sebagaimana Clifford Geertz sebutkan, santri itu adalah mereka yang sangat kuat keislamannya, dengan islam kultural sebagai pijakannya. Maka, resolusi jihad itu lahir dari proses kultural bahwa islam anti penjajahan. 

Di era kekinian, wajah islam harus tampil elegan bukan sekedar sarungan. Pemikiran kaum santri harus bion menembus sekat-sekat kejumudan. Bagaimana mentransformasikan nilai-nilai keluhuran islam untuk sebesar-besar kebangkitan islam di era modern sekarang. Paradigma santri harus kokoh, kain sarung dan kopiah tidak lagi relevan. Islam sekarang harus lebih moderat.

Secara sederhana, Islam moderat dimaknai sebagai aliran Islam yang akomodatif, toleran, antikekerasan, dan berkembang. Gus Dur menyatakan bahwa gerakan Islam moderat idealnya menjamin kemurnian ideologi nasional dan kesatuan konstitusi. Karakteristik gerakan Islam moderat bertumpu pada nilai-nilai kebudayaan dan agama, di mana nilai-nilai tersebut yang akan dikembangkan untuk mendukung pembagunan negara (Wahid, 1985). Nurcholis Madjid menambahkan bahwa Islam moderat juga menjunjung nilai-nilai inklusivisme dan pluralisme (Majid, 2005). Dengan demikian, Islam moderat dimaknai sebagai aliran Islam yang akomodatif, toleran, anti kekerasan, dan berkembang. Inilah essensi dari  Hari Santri Nasional (HSN) yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober. 

Masihkan kita berpikir santri itu berbaju kokoh, berkopiah dan memakai sarung?
Selamat merayakan Hari Santri Nasional.
Tabik.
(asmi)
 

Kata-kata Bijak

Tidak ada pelaut ulung yang dilahirkan dari samudra yang tenang, tapi ia akan dilahirkan dari samudra yang penuh terpaan badai, gelombang dan topan. (D. Farhan Aulawi)

Bercita-citalah setinggi langit, karena kalaupun engkau jatuh, engkau masih duduk di antara bintang-bintang. (Anonim)

Banyak hal yang dapat diselesaikan dalam satu hari, sayangnya, hari itu kita perlakukan sebagai hari esok. (Anonim)

Manusia dapat hidup empat puluh hari tanpa makan, sekitar tiga hari tanpa air, sekitar delapan menit tanpa udara, tapi, hanya satu detik jika tanpa harapan. (Hal Lindsey)

Visi tanpa aksi seperti mimpi di siang bolong. Aksi tanpa visi adalah mimpi buruk. (Peribahasa Jepang).

Ketika muda, tidak ada bintang, tidak ada pacar, dan kalau gagal bisa mencoba terus. (Richard Branson)

Jika anda dapat memimpikannya, maka anda akan dapat melakukannya. (Walt Disney)

Sukses itu sulit, tapi lebih sulit lagi kalau tidak sukses. (Akbar Kaelola)

Sample Text

coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................

Sample Text

coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................
 
Blogger Templates