Social Icons

Rabu, 22 Juni 2022

Menjaga Islam Ahlussunah wal jama'ah dalam Tradisi NU

Islam dan Budaya Kearifan Lokal

Islam datang ke Nusantara dengan sentuhan percampuran budaya dan kearifan lokal, dengan tetap mempertahankan tradisi, tidak menghilangkannya sama sekali, sehingga islam diterima di Nusantara. Pesantren pertama yang ada di Nusantara ada di wilayah Surabaya, tepatnya di daerah Kembangkuning Ampel Denta, disebut-sebut yang tertua di Jawa dan banyak mencetak ulama besar, dua di antaranya Sunan Bonang dan Sunan Giri. 'Pesantren Sunan Ampel' orang jawa menyebutnya 'sunan ngampel'. Secara kelembagaan menjadi bagian dari kerajaan Majapahit, karena keluarga 'ngampel' banyak yang menjadi adipati-adipatinya. 

Munculnya Demak, kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di Demak. Demak sebelumnya merupakan kadipaten yang tunduk pada Majapahit yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Berdirinya kesultanan Demak dengan kerajaan Majapahit tidak bisa dipisahkan, setelah era sunan ngampel, Nusantara menjadi tempat paling ideal untuk dimasuki islam. Pada era itu, Islam tidak dikenal sebagai agama tapi bagian dari budaya. 

Belajar Islam dari Andalusia
Islam masuk Spanyol berabad-abad lamanya, namun jatuh juga, penduduk Spanyol akhirnya menjadi Kristen. Di Andalusia, tempat Islam dulu berjaya, saat ini muslim di sana menjadi umat minoritas. Sejarah kelam Andalusia di bawah kekuasaan Islam mencatat bahwa ada seorang paman yang dibunuh oleh keponakannya sendiri hanya karena masalah kekuasaan. Fakta ini menunjukkan bahwa perebutan kekuasaan berkontribusi besar terhadap perpecahan dan kehancuran sebuah bangsa, agama, hingga tatanan sosial masyarakat. Secara umum, Spanyol merupakan negara yang nyaman untuk dihuni oleh komonitas Muslim, karena masyarakatnya tidak memiliki statement fobia terhadap Islam sebagaimana terjadi di negara-negara Eropa lainnya. Uniknya, sebagian besar umat Muslim yang ada di Spanyol merupakan imigran setelah periode Isabella di abad ke-14. Kemudian ada masa toleransi yang ditandai dengan penyerahan kunci Granada oleh Penguasa Islam terakhir kepada Ferdinand dan Isabella pada 2 Januari 1492. Penyerahan ini diikat dalam perjanjian yang dikenal dengan Traktat Granada, ditandatangani kedua belah pihak dan berisi syarat-syarat penyerahan Kota Granada. Namun masa toleransi ini, hanya bertahan selama dua abad, sebelum pada akhirnya pada abad ke-16 umat Muslim di Granada dibantai secara biadab oleh umat Kristen. Sejak pembantaian tersebut tidak ada lagi orang Islam di Spanyol, yang ada hanya sisa-sisa peninggalannya. 

Belajar Islam di Andalusia, maka di Indonesia, Belanda yang telah menjajah Nusantara selama 350 tahun, namun tidak pernah bisa melemahkan islam bahkan malah menguatkannya, karena islam Indonesia telah menjadi bagian budaya. Sekelas islam abangan saja, menjadi muslim yang berani ketika berhadapan dengan Belanda. Teori ini memperkuat Islam masuk ke Indonesia bukan sebagai ajaran tapi sebaliknya sebagai budaya. 

Islam Abangan adalah sebutan untuk golongan penduduk Jawa Muslim yang mempraktikkan Islam dalam versi yang lebih sinkretis bila dibandingkan dengan golongan santri yang lebih ortodoks. Istilah ini, yang berasal dari kata bahasa Jawa yang berarti 'merah,' pertama kali digunakan oleh Clifford Geertz, ketika ia membagi islam priyayi, santri dan islam abangan, ia melakukan penelitian tentang masyarakat Jawa pada sekitar tahun 1960an, tetapi islam abangan saat ini maknanya telah bergeser. Abangan cenderung mengikuti sistem kepercayaan lokal yang disebut adat daripada hukum Islam murni. Dalam sistem kepercayaan tersebut terdapat tradisi-tradisi Hindu, Buddha dan animisme. Namun beberapa sarjana berpendapat bahwa itu bentuk varian Islam di Indonesia.

Islam di Indonesia, disebarkan melalui jalur arus laut, konon, orang-orang Indonesia yang berangkat haji menggunakan kapal layar, perjalanan bisa mencapai satu tahun, sampai di Saudi Arabia haji sudah selesai. Maka orang haji sampai ada 'menginep' di Arab setahun, berikutnya ia melakukan ibadah haji. Sehingga dulu, ada kepercayaan, jika orang sudah berhaji, tidak disebut haji di depan namanya, berlaku hukum kualat, karena begitu susahnya berangkat haji. 

Setelah fase itu, Belanda merubah kapal layar menjadi kapal pesiar. Banyak pelajar-pelajar islam, yang belajar islam ahlussunah wal jama'ah, di Mekkah maupun di Mesir, berlayar menggunakan kapal pesiar ini. Konsep bergama ala Ibnu Hajar al-Asqolani dan Imam ar-Romli ditransfer dan dibawa oleh pelajar islam Indonesia, dalam konteks inilah, hubungan lembaga Islam Indonesia dengan Mesir semakin kuat. Maka, ada madrasah nizhamiyah era Imam haramain, yang dipimpin imam al-Ghazali, dengan kurikulum maktabnya. Dari sini, ulama-ulama Indonesia mengajarkan konsep tentang Akidah belajar dari Abu Hasan al-Asy'ari dan Maturidi, tentang fikih belajar dari Imam Syafi'i, dan tasauf belajar dari Imam al-Ghazali. Ajaran-ajaran inilah yang membentuk Islam keindonesiaan. Di pesantren tradisional ala NU, sudah terbiasa, santri belajar tentang islam sambil berpikir tentang negara. Mereka belajar kitab "Taqrib," pembahasan masuk bab jihad, santri membacanya sambil merokok, ini penggambaran tentang budaya. Maka tidak mungkin, outcome pesantren ini melahirkan islam fundamentalis, islam ekstrimis, mosok sambil merokok, orang membawa bom, rasanya tidak mungkin. Ini berbeda dengan orang islam, yang belajar islam dengan cara 'lain' outputnya bisa menjadi radikal, intoleran, konservatif, ekstrimis, dan sebagainya.  
Belajar islam, jangan seperti penjual sepatu, sepatu itu ada nomornya, jika tidak ada yang cocok, jangan kakinya yang dibilang 'bid'ah'. Tapi belajar Islam harusnya seperti pembuat sepatu, ia membuat sepatu untuk semua orang dengan ukuran masing-masing. Masalah dihindari, substansinya yang baik diambil. Ulama-ulama dahulu sudah berpikir demikian. Maka, islam bukan hanya menjadi sebuah ajaran tapi ia merupakan bagian dari kebudayaan. Itulah ciri islam keindonesiaan.

#GusGhafur
#Menjaga Ahlussunah wal jama'ah dalam tradisi NU
#Catatan Seminar Internasional Perguruan Attaqwa kerjasama dengan STAI Attaqwa Bekasi. #Rabu, 22 Juni 2022. Pk. 13.30 selesai. Aula serbaguna guna Attaqwa.
 

Kata-kata Bijak

Tidak ada pelaut ulung yang dilahirkan dari samudra yang tenang, tapi ia akan dilahirkan dari samudra yang penuh terpaan badai, gelombang dan topan. (D. Farhan Aulawi)

Bercita-citalah setinggi langit, karena kalaupun engkau jatuh, engkau masih duduk di antara bintang-bintang. (Anonim)

Banyak hal yang dapat diselesaikan dalam satu hari, sayangnya, hari itu kita perlakukan sebagai hari esok. (Anonim)

Manusia dapat hidup empat puluh hari tanpa makan, sekitar tiga hari tanpa air, sekitar delapan menit tanpa udara, tapi, hanya satu detik jika tanpa harapan. (Hal Lindsey)

Visi tanpa aksi seperti mimpi di siang bolong. Aksi tanpa visi adalah mimpi buruk. (Peribahasa Jepang).

Ketika muda, tidak ada bintang, tidak ada pacar, dan kalau gagal bisa mencoba terus. (Richard Branson)

Jika anda dapat memimpikannya, maka anda akan dapat melakukannya. (Walt Disney)

Sukses itu sulit, tapi lebih sulit lagi kalau tidak sukses. (Akbar Kaelola)

Sample Text

coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................

Sample Text

coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................coming soon....................................
 
Blogger Templates